MALANG –
Hanya 11 daerah di Jawa Timur yang berhasil lolos ke tahap kedua penilaian
Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur 2025, termasuk
Kota Malang.
Pada tahun ini, Kota Malang mengajukan inovasi
Pengentasan Kemiskinan Terpadu melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial
Kota Malang (PDKTSAM), yang kini menjadi program unggulan dalam penilaian PPD.
Walikota Malang Wahyu Hidayat, mengungkapkan rasa
syukurnya atas lolosnya Kota Malang ke tahap kedua ini. Ia menegaskan bahwa
Pemkot Malang akan terus mendorong berbagai program pengentasan kemiskinan,
salah satunya melalui aplikasi PDKTSAM yang telah terbukti efektif sebagai
basis data kesejahteraan sosial Kota Malang.
“Tentu kami memberikan apresiasi kepada seluruh perangkat
daerah yang telah bekerja keras sehingga Kota Malang dapat lolos ke tahap kedua
penilaian PPD," ujar Wahyu saat presentasi Kinerja dan Inovasi Pembangunan
Kota Malang di Kantor Bappeda Provinsi Jawa Timur, Surabaya, baru-bari ini.
Namun, lanjut dia, target pihaknya bukan hanya soal
peringkat, tetapi lebih pada bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan inovasi
yang dihadirkan ini dapat memberikan dampak nyata bagi pengentasan kemiskinan
di Kota Malang.
Aplikasi PDKTSAM hadir sebagai sistem data kesejahteraan
sosial yang mengintegrasikan informasi antar perangkat daerah guna menentukan
kebijakan yang tepat dalam program penurunan kemiskinan. Hal ini sejalan dengan
misi Pemkot Malang untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan mandiri melalui
perekonomian yang mapan dan adaptif.
“Melalui PDKTSAM, kami mengembangkan teknologi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, serta implementasi satu data
kemiskinan yang membantu dalam intervensi program penurunan kemiskinan di Kota
Malang,” tambah Wahyu.
Sejak diluncurkan, PDKTSAM telah dimanfaatkan oleh
beberapa perangkat daerah untuk mendukung program-program sosial. Di antaranya,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk PPDB jalur afirmasi 2024, Bulog untuk
penyaluran bantuan pangan, DPUPRPKP untuk bantuan rumah tidak layak huni, dan
Disnaker PMPTSP untuk pelatihan keterampilan pencari kerja.
Berkat penerapan program berbasis teknologi ini, Kota
Malang berhasil mengurangi tingkat kemiskinan dari 4,26% pada 2023 menjadi
3,91% pada 2024, menempatkan kota ini di posisi kedua terendah di Jawa Timur.
Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kemiskinan
nasional yang tercatat sebesar 9,03%. (infopublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar