JAKARTA – Kementerian Komunikasi
dan Digital (Kemkomdigi) menggunakan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI)
2025 sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kecakapan digital masyarakat.
Hal ini sebagai bagian dari komitmen dalam memajukan kemampuan digital
masyarakat Indonesia.
"Melalui IMDI, kita tidak hanya mencetak talenta
digital, tetapi juga mengukur sejauh mana masyarakat kita telah memiliki
kecakapan digital," kata Wakil Menteri Komdigi (Wamenkomdigi), Angga Raka
Prabowo, dalam keterangannya terkait Peluncuran Program Digital Talent
Scholarship dan IMDI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan
Digital Tahun 2025 di Digital Talent Center (DTC), Cikarang, Bekasi, Jawa
Barat, seperti dilansir pada Senin (27/1/2025).
Angga menjelaskan, transformasi digital hanya akan
berhasil jika didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
“Digital Talent Center menjadi pusat pelatihan dan
pendidikan bagi berbagai elemen masyarakat, termasuk ASN, pelajar, pekerja, dan
masyarakat umum, untuk menghadapi tantangan era digital,” ungkapnya.
Menurut Angga, peluncuran IMDI menunjukkan upaya
pemerintah untuk mendorong akselerasi ekonomi digital di Indonesia. Oleh karena
itu, Kemkomdigi selalu berpaya melibatkan semua pihak.
"Semua ini tidak dapat berjalan tanpa kolaborasi
dari berbagai pihak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan
persen," tutur dia.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt). Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemkomdigi, Hary Budiarto,
menjelaskan, survei IMDI dilakukan untuk memetakan adopsi teknologi digital
dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami akan fokus pada kabupaten dan kota dengan
indeks rendah agar pengembangan sumber daya manusia lebih terarah,"
ujarnya.
Survei IMDI didasarkan pada empat pilar utama, yaitu
infrastruktur digital, keterampilan digital, industri digital, dan literasi
digital.
Semua data tersebut kemudian dirangkum menjadi satu
indeks yang mencerminkan tingkat kecakapan digital masyarakat di berbagai
daerah.
“Proses pengukuran ini didukung oleh Digital Talent
Center yang tersebar di sembilan wilayah, termasuk DTC di Cikarang yang menjadi
salah satu pusat pengembangan talenta digital nasional,” tutur Hary Budiarto.
Selain IMDI, Kementerian Komdigi juga meluncurkan program
pendidikan unggulan Politeknik Digital Jogja (Poldigi), yang sebelumnya dikenal
sebagai STMM Jogja.
Mulai 2025, Politeknik Digital Jogja menawarkan berbagai
program pendidikan, termasuk S1 teknologi digital, bisnis digital, komunikasi
media digital, dan S2 terapan transformasi digital.
“Poldigi kini memiliki sekitar 2.500 mahasiswa setiap
tahunnya, termasuk penerima beasiswa Kominfo yang telah melahirkan lebih dari
3.000 alumni, banyak di antaranya kini menduduki posisi strategis di
pemerintahan,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan rencana Kemkomdigi memperluas
jaringan DTC hingga ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Fasilitas
DTC akan dibangun di wilayah EduTown dan dirancang sesuai dengan standar yang
dianjurkan IKN.
"Cabang Poldigi yang ada di DTC ini akan mempermudah
warga sekitar untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa perlu ke
Jogja," kata Plt Kepala BPSDM Kemkomdigi.(infopublik/Foto: Humas Komdigi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar