140 Ribu Ancaman Siber Intai Bisnis di Asia Tenggara - Fondasi News | Fakta Nusantara

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

LIVE: Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Masa Jabatan 2024-2029, 20 Okt 2024

Jumat, 06 Desember 2024

140 Ribu Ancaman Siber Intai Bisnis di Asia Tenggara


JAKARTA
– Digitalisasi yang pesat di kawasan Asia Tenggara telah menjadikannya pusat pertumbuhan sekaligus target para pelaku kejahatan dunia maya.

 

Pada paruh pertama tahun 2024, Kaspersky telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 26 juta ancaman web dari solusi keamanan B2B di kawasan tersebut, dengan rata-rata 146.944 serangan web setiap hari.

 

Perusahaan dan organisasi di Malaysia menghadapi sebanyak 19.615.255 ancaman berbasis web dalam enam bulan pertama tahun ini, menempatkan negara tersebut di peringkat teratas di antara negara-negara Asia Tenggara. Indonesia berada di posisi kedua dengan 3.204.294.

 

Ancaman berbasis web, atau ancaman online, adalah kategori risiko keamanan siber yang dapat menyebabkan peristiwa atau tindakan yang tidak diinginkan melalui internet.

 

Ancaman web dimungkinkan oleh kerentanan pengguna akhir, pengembang/operator layanan web, atau layanan web itu sendiri.

 

Terlepas dari maksud atau penyebabnya, konsekuensi dari ancaman web dapat merugikan individu dan organisasi. Vietnam dan Thailand berada di peringkat lebih rendah di Asia Tenggara, dengan total serangan web sebesar 1.445.452 dan 1.057.732, sementara 846.837 ancaman tercatat di Filipina dan 574.292 di Singapura.

 

"Insiden semacam itu dapat merusak produktivitas, menyebabkan kerugian finansial, dan mengikis kepercayaan pada sistem digital,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

 

Sementara pemerintah semakin berfokus pada regulasi dan undang-undang wajib tentang perlindungan data dan menegakkan akuntabilitas atas insiden keamanan siber, penting bagi bisnis lokal untuk terus menjaga kewaspadaan sepanjang waktu, memprioritaskan, dan memperkuat postur keamanan siber mereka.

 

“Penjahat dunia maya di kawasan ini menjadi lebih canggih, memanfaatkan serangan yang digerakkan oleh AI dan alat serta teknik lainnya. Bisnis harus berinvestasi dalam solusi keamanan siber yang kuat seperti perlindungan titik akhir, firewall, dan pemantauan serta pengelolaan peristiwa waktu nyata. Penilaian dan audit keamanan rutin harus dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan mengatasi kerentanan,” tambah Yeo.(source: medcom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad