SURABAYA – Untuk mempercepat peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Provinsi Jawa Timur, bersama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta lembaga jasa keuangan (LJK) untuk mempercepat akses keuangan di daerah.
Dalam kegiatan tersebut, OJK telah melaksanakan 640
sosialisasi dan edukasi keuangan di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur, yang
melibatkan 162.934 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.
Yunita Linda Sari, Kepala OJK Provinsi Jawa Timur,
menyampaikan hal ini dalam acara Temu Media dengan tema “Sinergi
Berkesinambungan untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun
2025”, yang diadakanRabu (6/11/2024) di Surabaya.
Kegiatan itu, dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur.
Terkait dengan inklusi keuangan, OJK Jawa Timur
mencatatkan pembukaan 6.978 rekening dengan total transaksi sebesar Rp88,96
miliar.
Selain sosialisasi tatap muka, OJK juga mengoptimalkan
penggunaan media sosial untuk menyebarkan konten literasi keuangan kepada
masyarakat yang lebih luas tanpa batasan waktu dan lokasi.
Dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan, beberapa
produk simpanan dan kredit yang diperkenalkan, seperti Layanan Keuangan Tanpa
Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI), Simpanan Pelajar (SIMPEL),
Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir
(K/PMR), turut dioptimalkan.
OJK juga telah memulai pembentukan Ekosistem Keuangan Inklusif
(EKI) di berbagai desa di Jawa Timur, seperti Desa Dolokgede di Kabupaten
Bojonegoro dan Desa Bejijong di Kabupaten Mojokerto, untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perdesaan.
Selain itu, OJK Jawa Timur juga telah membentuk Ekosistem
Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS), salah satunya di Pondok
Pesantren Darul Ulum di Kabupaten Jombang, untuk memperluas akses keuangan
syariah di lingkungan pondok pesantren.
Program EPIKS, mencakup peningkatan literasi keuangan
kepada santri dan pengurus ponpes, optimalisasi KUR syariah, serta perlindungan
jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja mandiri di sekitar ponpes.
Pada Bulan Inklusi Keuangan Oktober 2024, OJK Jawa Timur,
bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK), juga menyelenggarakan
Jatim Inclusion Festival 2024 di Surabaya. Festival ini dihadiri oleh 2.962
pengunjung dan berhasil mencatatkan pembukaan 1.888 rekening dengan transaksi
sebesar Rp5,01 miliar.
OJK Jawa Timur juga telah merumuskan skema
Kredit-Pembiayaan/Penjaminan/Asuransi Pertanian Unggul Berkelanjutan dan
Berdaya Saing (TUNAS) untuk mendukung pengembangan sektor pertanian di wilayah
Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, OJK Jawa Timur menekankan
pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk menggerakkan pengembangan
keuangan inklusif di daerah pedesaan, yang diharapkan dapat mendorong
perekonomian masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan mereka.(infopublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar