SURABAYA – Sekitar 600 mahasiswa angkatan 2023 dan 2024 Fakultas Psikologi Universitas Negeri Surabaya (FPsi UNESA) jalani terapi Butterfly Hug di Gedung Fakultas Psikologi, UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada Sabtu kemarin.
Terapi masal bertajuk ‘Edukasi Terapi Self Butterfly Hug (Memeluk
Diri) oleh Mahasiswa Terbanyak’ itu dicatat di Museum Rekor Dunia Indonesia
(MURI). Mahasiswa, pimpinan, dan civitas yang menjalani terapi ini tampak
meneteskan air mata.
Dekan FPsi UNESA, Diana Rahmasari mengatakan, kegiatan
terapi batterfly hug ini merupakan
bagian dari komitmen dan bentuk perhatian lembaga terhadap kesehatan mental
masyarakat, terutama mahasiswa.
Dosen sekaligus psikolog UNESA itu menekankan,
permasalahan kesehatan mental menjadi tantangan besar generasi muda sekarang
dan harus menjadi perhatian bersama, sebab angka stres dan depresi meningkat
dalam tiga tahun terakhir.
Mengutip data Pusat Informasi Kriminal Nasional
(Pusiknas), Dekan FPsi ini melanjutkan, jumlah kasus ‘mengakhiri hidup’ di
Indonesia bertambah dari 618 kasus pada 2020 menjadi 1.350 kasus pada 2023.
Hingga pertengahan Agustus 2024, angka tersebut bahkan
mencapai 8.049 kasus, yang berarti rata-rata tiga orang ‘mengakhiri hidup’
setiap harinya. Tekanan hidup dan perubahan sosial yang cepat turut menyumbang
tingginya stres di kalangan mahasiswa.
"Mahasiswa tidak hanya dihadapkan pada tuntutan
akademik, tetapi juga masalah keluarga, hubungan personal, dan berbagai stressor lain yang berpotensi
mengancam kesehatan mental mereka," jelasnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni
UNESA, Madlazim menyampaikan pentingnya perhatian pada kesehatan mental sebagai
bagian dari kesejahteraan hidup dan pencapaian prestasi civitas academica.
"Selama ini, kita sering mengutamakan kesehatan
jasmani, sementara kesehatan mental kerap terabaikan. Mari kita mulai
menyadarkan diri bahwa kesehatan mental itu sangat penting untuk menjamin
kualitas hidup dan akademik" ujar Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) itu.
Beberapa mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini ikut
mengungkapkan perasaan mereka sesaat setelah melakukan terapi Butterfly Hug.
Salah satunya adalah Wisnu Putra Airlangga, mahasiswa S-1 Psikologi angkatan
2023. Baginya, terapi ini membantunya lebih menghargai diri sendiri dan
memahami batasan yang ada.
"Saya sempat sedih karena terlalu keras mengejar
target hidup tanpa mempertimbangkan kemampuan. Kegiatan afirmasi tadi
benar-benar membantu saya untuk lebih respek pada diri sendiri, dan belajar
menerima kelemahan sekaligus potensi yang saya miliki,"tambahnya. (infopublik/Foto:
dok.humas Unesa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar