MAKASSAR – Sebanyak 518 penyelenggara Pilkada 2024 hadir dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Kota Makassar, pada 24-26 Oktober 2024 lalu.
Kegiatan yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP), menurut Ketua DKPP, Heddy Lugito, dilakukan untuk membangun pemahaman
yang sama tentang implementasi Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) menjelang
Pilkada serentak 2024.
"Dalam kesempatan
ini, DKPP ingin semua penyelenggara Pemilu memiliki frekuensi yang sama tentang
pentingnya menjaga integritas demi terwujudnya Pilkada 2024 yang
berintegritas," kata Heddy dalam keterangan pers, Kamis, (31/10).
Heddy menjelaskan, rakor
tersebut sangat penting untuk mewujudkan Pilkada 2024 yang berintegritas
sekaligus juga sebagai langkah preventif untuk menekan tingginya pelanggaran
KEPP dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
Sebab, sebutnya, jumlah
aduan yang diterima DKPP selama 2024 sudah mencapai 565 (per 25 Oktober 2024).
Angka itu hampir dua kali lipat dari jumlah aduan yang diterima DKPP pada 2023
yang mencapai 325 aduan.
"Bulan Oktober 2024
masih berjalan, tapi aduan yang diterima DKPP sudah mencapai 173 persen dari
jumlah aduan yang diterima pada 2023. Oleh karena itu kami ingin menjadikan
Rakor ini sebagai pengingat bagi penyelenggara Pemilu untuk bekerja dengan baik
dalam pelaksanaan Pilkada 2024," jelasnya.
518 penyelenggara Pemilu
yang mengikuti Rakor Penyelenggara Pemilu terdiri dari 21 orang Ketua KPU
tingkat provinsi, 21 Ketua Bawaslu tingkat provinsi, 238 Ketua KPU tingkat
kabupaten/kota, dan Ketua Bawaslu tingkat kabupaten/kota dari 21 provinsi di
wilayah tengah dan timur Indonesia.
Duapuluh satu provinsi
tersebut adalah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya,
Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
“Dari pengalaman DKPP,
jumlah aduan pelanggaran etik saat Pilkada jauh lebih tinggi dibanding Pemilu.
Ini yang ingin kami tekan dengan mengadakan Rakor Penyelenggara Pemilu,” ujar
Heddy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar