PASURUAN – Menindaklanjuti pengembangan program Integrated Corporation of Agricultural Resources, Development and Empowerment (ICARE) di Kabupaten Pasuruan, Bank Dunia bersama Tim Project Implementation Unit (PIU) ICARE Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Timur, berkunjung ke Kabupaten Pasuruan.
Program ICARE yang dilaksanakan oleh Kementerian
Pertanian melalui BSIP, merupakan program multi-tahunan yang berfokus pada
penguatan rantai nilai komoditas mangga dan jagung berbasis korporasi petani di
3 Kecamatan.
Dikutip dari laman resmi Pemkab Pasuruan hari ini, Jum’at
(27/9/2024), pada kunjungan Bank Dunia ini, dihadiri oleh Avoo Eliste selaku
Practise Manager, Tim PIU ICARE BSIP Jawa Timur yang diketuai oleh Dr. Gunawan,
serta Myriam Choudron selaku Project Leader for ICARE dan lainnya.
Di Kabupaten Pasuruan, mereka mengawali kunjungannya ke
Kampung Mangga Alpukat yang ada di Kecamatan Rembang. Kemudian ke Demplot
Pertanian tanaman jagung di Kecamatan Wonorejo dan Sukorejo; serta melakukan
audiensi dengan Pj Bupati Pasuruan, Nur Kholis.
Pj Bupati, Nur Kholis, mendukung dan mengapresiasi
program ICARE. Program tersebut dinilai terbukti mendukung pengelolaan kawasan
dan rantai nilai komoditas pertanian yang berkelanjutan dan inklusif berbasis
Korporasi Petani. Muaranya adalah dapat membuka peluang besar bagi Kabupaten
Pasuruan untuk meningkatkan produktivitas dan pemasaran komoditas mangga
alpukat dan jagung dengan menerapkan standar-standar tertinggi.
Dijelaskan Nurkholis, Kecamatan Wonorejo, Kecamatan
Sukorejo dan Kecamatan Rembang merupakan sentra dan daerah pengembangan
komoditas mangga serta jagung. Sehingga sangat cocok untuk project ICARE.
Oleh karenanya, Nur Kholis meyakini ada banyak progress
yang tercipta. Terlebih akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.
Gunawan menjelaskan bahwa Kunjungan Bank Dunia ini
dilakukan sebagai bagian dari monitoring progress kegiatan ICARE dilapangan.
Prakteknya tidak hanya berfokus pada capaian program
secara garis besar saja, melainkan juga dengan melihat kinerja kelembagaan
korporasi petani, yang telah dibentuk serta implementasi demplot teknologi
budidaya mangga dan jagung.(infopublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar