MALANG – Mengusung Media Art, Kota Malang menjadi salah satu dari empat kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki potensi untuk diusulkan dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Pemilihan Media Art sebagai potensi unggulan Kota Malang
ini melalui pembahasan matang sebelumnya. Media Art ini mencakup beberapa
irisan dari subsektor ekonomi kreatif yang menjadi acuan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), seperti aplikasi,
gim, seni pertunjukan, seni rupa, radio dan tv, periklanan, film video dan
animasi, serta fotografi.
Selain itu, pada tahun 2017 dan 2019, Kota Malang juga
mendapatkan predikat Kota Kreatif dengan ekosistem terbaik versi Bekraf dan
Kemenparekraf dengan subsektor unggulan aplikasi dan gim. Hal ini menjadi modal
penting sehingga Kota Malang mengajukan diri sebagai Kota Kreatif Media Art
untuk UCCN.
Tim Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) Nominasi UCCN,
Harry Waluyo mengungkapkan visitasi ini menjadi bahan evaluasi apakah Kota
Malang memenuhi kriteria untuk mewakili Indonesia yang nantinya hanya akan ada
dua daerah terpilih dengan mengusung tema berbeda.
Selain Kota Malang, ada tiga daerah lain yang menjadi
nominasi yakni Kota Makasar yang mengusung gastronomi, Kabupaten Ponorogo dan
Kabupaten Tangerang yang mengusung kerajinan dan kesenian.
“Kota Malang memasukan dossier, juga sudah dipresentasikan. Nah kita ingin lihat
kesesuaian di lapangan. Bisa jadi ada hal-hal yang seharusnya bisa masuk, tapi
belum dimasukkan, atau juga sebaliknya. Sehingga terbukti konsistensinya apa
yang tertulis, dan bagaimana kondisi lapangan. Selain itu, UNESCO tentunya
nanti melihat prioritas juga, misalnya keterkaitan dengan isu global. Adakah
kontribusi dari Kota Malang dalam pengananan isu global ini,” ungkap Harry
Waluyo usai mengunjungi Malang Creative Center (MCC), baru-baru ini.
Harry pun mengapresiasi ide Kota Malang yang
memperlihatkan benang merah antara apa yang dibangun pada masa lalu, kerja dan
usaha saat ini, hingga harapan untuk masa depan. “Jadi saya tadi dibawa ke
Candi Badut, kemudian muncullah fasad bangunan ini (MCC) yang mengambil
inspirasi dari candi tersebut,” ceritanya.
Harry mengungkapkan benefit jika sudah masuk dalam UCCN
adalah makin terbukanya akses kerja sama internasional.
“Ketika sudah masuk dalam jejaring, maka kita bisa
memilih untuk bekerja sama dengan siapa yang sesuai dengan bidangnya. Misalnya
tentang seni media, ya dengan negara sesuai dengan tema seni media. Misalnya
Kota Malang memilih Braga di Portugal atau juga bisa Sapporo – Jepang, Gwangju
– Korsel,” terang Harry.
Ditambahkannya, Kota Malang memiliki potensi untuk
merambah dunia global. “Di sini SDM-nya banyak, didukung dengan pendidikan yang
berkualitas. Dan lapangan kerja kan tidak hanya di Malang, bisa skala Indonesia
bahkan bisa go global. Kota Malang ini sangat potensial, yang penting adalah
kejelian teman-teman di Malang ini mana yang bisa masuk sesuai kriteria yang
ditetapkan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kota Malang Dwi Rahayu, SH, M.Hum menyampaikan terima kasih
atas kunjungan tim Panselnas sehinga dapat memberikan berbagai masukan untuk
bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas berkas yang akan diajukan dalam
rangka UCCN ini.
“Banyak catatan masukan yang bisa kita tambahkan dalam
berkas dan akan kami lakukan. Juga terus akan kita kuatkan kolaborasi dan
menjadi doa kita bersama agar Kota Malang bisa masouk dua besar,” pungkas Dwi.
Untuk diketahui, saat ini Kota Malang tengah menjalani
verifikasi lapangan atas apa yang telah dipresentasikan beberapa waktu lalu.
Visitasi yang berlangsung selama dua hari (25-26 September 2024) ini menjadi
salah satu tahapan penilaian oleh Panselnas. Dalam visitasi ini, tim Panselnas
diajak mengunjungi berbagai lokasi ikonik di Kota Malang.
Mulai dari Balai Kota Malang dan Kayutangan Heritage pada
hari pertama, di hari kedua Tim Panselnas melakukan visitasi ke Kampung
Warna-warni, Candi Badut, Museum Mpu Purwa, sekolah Insan Amanah, Startup
Majoo, dan KEK Singhasari.
Visitasi berakhir di Malang Creative Center (MCC) untuk
melihat langsung berbagai aktivitas kreatif di MCC dan sekaligus membuka ruang
diskusi bagi para pegiat dan penggiat ekonomi kreatif di Kota Malang.(ist/kominfomalang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar