Hati-hati, Gen Z Bisa Lebih Miskin Dibanding Generasi Sebelumnya - Fondasi News | Fakta Nusantara

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

LIVE: Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Masa Jabatan 2024-2029, 20 Okt 2024

Minggu, 29 September 2024

Hati-hati, Gen Z Bisa Lebih Miskin Dibanding Generasi Sebelumnya


MALANG
– Istilah Doom Spending, cukuup sering didengar akhir-akhir ini. Istilah itu terkait dengan gen Z yang kemungkinan akan lebih miskin dibanding generasi sebelumnya.


Fenomena Doom Spending merujuk pada pengeluaran yang tidak terkendali. Psychology Today menjelaskan Doom Spending terjadi saat seseorang berbelanja tanpa berpikir panjang.


Biasanya ini dilakukan sebagai pelarian. Yakni saat seseorang stres atau khawatir pada kondisi ekonomi dan masa depan.


Keadaan kian diperparah dengan smartphone yang memudahkan informasi soal banyak hal dari ekonomi, perang hingga isu lingkungan. Belum lagi fitur Buy Now Pay Later (BNPL) yang juga mendorong seseorang berbelanja impulsif.


Survei Intuit Credit Karma juga menyoroti soal perilaku doom spending. Laporan dilakukan dengan melakukan survei lebih dari 1.000 orang AS pada November 2023.


Berdasarkan laporan itu, terungkap kebanyakan masyarakat AS (96%) khawatir soal keadaan ekonomi. Sementara lebih dari seperempatnya menghabiskan uang untuk mengatasi stres.


Khusus di Indonesia belum ada kajian masuknya fenomena doom spending, ungkap Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet, dikutip dari CNN Indonesia. Namun melihat gejala perilakunya bisa jadi fenomena tersebut akan terjadi di Indonesia.


Apalagi data fenomena doom spending yang dilakukan gen Z dan milenial di AS cukup relevan dengan yang terjadi di tanah air. Selain itu, Indonesia juga mengantongi bonus demografi yakni mayoritas merupakan usia produktif seperti gen Z dan milenial.


"Di saat yang bersamaan kalau kita melihat kurangnya literasi keuangan juga menjadi faktor lain yang mendorong perilaku doom spending," kata Yusuf, Sabtu (28/9/2024).


Menurutnya, tingkat literasi di Indonesia lebih rendah dibanding beberapa negara lain. hasil survei Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, Indeks Literasi Keuangan Nasional berada di angka 65,43 persen.


Sementara sejumlah negara tetangga sudah mengantongi angka yang lebih besar. Malaysia 88,37 persen, Singapura 97,55 persen, dan Thailand 95,58 persen.


Yusuf menjelaskan perilaku doom spending muncul saat kondisi ekonomi tidak stabil dan ketakutan pada ekonomi masa depan. Jadi pemerintah perlu melakukan sesuatu untuk menjaga ekonomi dalam negeri tetap stabil.


"Hingga saat ini dan saya kira ketika pekerjaan rumah ini masih belum ada solusi konkritnya maka perilaku seperti doom spending gampang untuk terjadi," tutur Yusuf.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad